Pada hari Jumat, 5 Oktober 2018, saya dan suami bepergian ke Semarang dengan menggunakan kereta api Argo Bromo Anggrek Luxury jurusan Jakarta Semarang. Udah puluhan tahun saya tidak pernah naik kereta. Penasaran dengan kereta yang konon katanya kereta sleeper termewah pertama di Indonesia. Maka kami memutuskan untuk mencoba 6 jam perjalanan dari Jakarta ke Semarang dengan kereta api Argo Bromo Anggrek Luxury. Kami memilih naik kereta yang berangkat dari Stasiun Gambir, Jakarta pukul 09.30 dan tiba di Stasiun Tawang, Semarang pukul 15.00.
Kereta Api Argo Bromo Anggrek Luxury
Baru beroperasi perdana pada bulan 11 Juni 2018 kemarin. Kereta Luxury yang dimiliki oleh PT. KAI ini merupakan salah satu bentuk inovasi terbaru dalam peningkatan layanan. Kereta kelas Luxury adalah gerbong tambahan dengan daya jual interior yang berbeda dengan kelas Eksekutif. Letak gerbong Luxury ada di gerbong paling pertama.
Gerbong Luxury
Untuk masuk ke dalam gerbong Luxury harus melalui gerbong Eksekutif 1 dulu, yang posisinya ada di gerbong urutan kedua. Untuk rute perjalanannya sama dengan kereta Argo Bromo Anggrek.
Pintu masuk ke kiri menuju Kelas Eksekutif dan ke kanan menuju kelas Luxury
Kereta Api Argo Bromo Anggrek
Kereta api yang disebut juga dengan Argo Anggrek adalah kereta milik PT. KAI (Kereta Api Indonesia) sejak 24 September 1997. Kereta Argo Bromo Anggrek adalah kereta api Eksekutif tercepat yang melayani rute Jakarta-Surabaya selama dua kali dalam sehari.
Gerbong Eksekutif Argo Bromo Anggrek
Dengan jadwal keberangkatan dari Stasiun Gambir, Jakarta pukul 09.30 dan 21.30. Dari Stasiun Pasar Turi, Surabaya pukul 08.00 dan 20.00. Artinya kereta yang berangkat dari Jakarta-Surabaya pukul 09.30 akan di gunakan untuk perjalanan Surabaya-Jakarta pukul 20.00. Begitupun juga sebaliknya yang berangkat dari Surabaya.
Di dalam kereta Eksekutif
Sepanjang perjalanan dari Jakarta-Surabaya, kereta Argo Bromo Anggrek menempuh perjalanan selama 9 jam. Berhenti di Stasiun Cirebon pukul 12.09, Stasiun Pekalongan pukul 13.49, Stasiun Semarang Tawang pukul 14.59 dan tiba di Stasiun Pasar Turi pukul 18.30. Kereta api ini biasanya membawa 7-9 gerbong kelas Eksekutif, satu gerbong untuk area makan beserta musholla dan satu gerbong lagi khusus kelas Luxury.
Harga Tiket Argo Bromo Anggrek Luxury
Sebelum keberangkatan, saya membeli 2 tiket kereta di Traveloka dengan harga Rp 1.1 juta per orang. Tiba di Gambir pada hari keberangkatan, saya langsung menukarkan tiket di Check In Counter yang ada di sisi kiri sebelum pintu masuk.
Beli tiket di Traveloka
Untuk harga tiket, ada perbedaan harga hampir 3x lipat dengan kelas Eksekutif yang harganya 450 ribu per orang. Seperti kutipan di Kabar Penumpang,
Dengan harga ini, layanan yang di berikan pun layaknya kelas bisnis di pesawat. Sehingga penumpang yang menggunakan kelas luxury bisa menikmati hal pelayanan yang tak jauh berbeda dengan kelas bisnis pesawat.
Gerbong Luxury
Masuk ke dalam gerbong Luxury langsung di sambut dengan interior bernuansa cokelat. Mulai dari bangku berbahan kulit coklat muda hingga furniture bahan kayu yang berwarna cokelat tua. Satu gerbong hanya berisi 18 bangku penumpang. Petugas yang bertanggung jawab pada gerbong Luxury ada 3, yaitu 1 petugas kebersihan, 1 wanita yang tugasnya seperti pramugari yang melayani penumpang kelas Luxury dan 1 petugas Polsuska (Polisi Khusus Kereta Api) yang menjaga keamanan dan ketertiban di pintu gerbong antara Luxury dan Eksekutif 1. Hanya pemegang tiket dan yang memegang akses saja yang boleh masuk ke gerbong ini.
Di dalam kereta Luxury
Bangku Penumpang
Daya jual tertinggi gerbong Luxury ada pada design bangku penumpang yang bentuknya seperti kursi di kelas bisnis pesawat terbang. Bangkunya bisa di atur dengan kontrol elektrik yang ada di sisi kanan kursi. Dari controller, sandaran kaki dan posisi duduk bisa di atur dari duduk hingga 170 derajat bisa di rebahkan seperti kasur. Sehingga kita bisa tiduran selama di perjalanan. Makanya disebut dengan kereta sleeper.
Tampak depan kereta Sleeper pertama di Indonesia
Kontroller untuk utak-atik kursinya
Bangku penumpang berukuran kurang lebih 150 sentimeter. Di setiap bangkunya memiliki fasilitas pribadi seperti perangkat multimedia Audio Video On Demand dengan layar touchscreen TV 12 inci beserta saluran kumpulan musik, film dan game. Harusnya di sertai dengan headset juga.
Bangku tampak belakang
Layar touch screen
Sayangya tidak ada film
Di bagian lengan kanan bangku, areanya cukup luas. Bisa untuk taruh tas dan botol minuman. Selain itu juga terdapat area ngecharge gadget berupa satu buah socket listrik dan dua USB port. Saya sempat ngecharge Ipad saya disini.
ACnya dingin
Di dalam loker ada kacanya buat ngaca
Di sebelahnya terdapat meja makan kecil yang bisa di lipat. Begitupun juga ada cup holder, tempat sampah, tempat menaruh majalah dan gantungan untuk baju atau jaket. Ada juga lampu baca di sisi atas bangku untuk penerang ketika membaca buku. Berhubung kereta saya yang pagi, jadi saya tidak menggunakan lampunya. Kacanya luas. Kordennya tinggal
Meja makan yang bisa di lipat
Korden jendela yang tinggal di tarik untuk buka tutup
Ada 3 tempat untuk meletakkan barang bawaan kita, yaitu kabin di atas bangku untuk koper ukuran cabin size, blok kabin di kaki untuk menaruh tas/ransel dan di loker yang ada di sisi kanan bangku. Di dalam lokernya ada USB charger. Bisa untuk taruh tas/barang penting atau handphone dalam kondisi lagi di charge. Loker juga ada kuncinya. Jadi kalau mau kita tinggal ke kamar mandi atau gerbong makan, kuncinya bisa kita bawa.
Tempat untuk koper cabin
Beda dengan posisi duduk di kelas Eksekutif yang semuanya menghadap ke depan. Di kelas Luxury, posisi duduk menghadap ke dua arah. Satu ke arah depan dan satu ke arah belakang. Tentunya ini bisa menjadi masalah bagi orang seperti saya yang suka mengalami pusing jika duduknya berlawanan dengan arah jalan.
Sebelahan setelah pindah tempt duduk
Untuk nomer yang sama, posisi duduknya tidak bersebelahan. Saya memesan di kursi 7B dan suami di 7A. Berhubung yang duduk di sebelah saya adalah orang lain. Maka saya pindah ke kursi 6A yang posisinya sebelahan persis dengan suami saya. Untungnya hanya ada 6 penumpang di dalam gerbong, termasuk saya dan suami. Jadi saya dapat pindah tempat duduk.
Gerbong Makan
Di antara semua bagian yang ada di kereta ini, di gerbong kompartemen makananlah yang menjadi favorit saya. Entah kenapa membuat saya teringat ketika naik kereta dari Barcelona menuju Paris. Bedanya kereta di sana jauh lebih bersih.
Enaknya di gerbong ini bisa melihat dan memilih menu makanan dan cemilan yang di jual disini. Petugasnya juga ramah. Dari merekalah saya tahu kalau seharusnya di gerbong Luxury mendapat jatah teh dan kopi.
Suasana gerbong makan
Nasi Rames andalan PT. KAI
Yang pasti mereka ramah dan bukan petugas yang jaga kelas Luxury 🙂
Kamar Mandi
Ruangan kamar mandi berukuran 2×1 meter. Di dalamnya berisi closet duduk, selang pembersih, wastafel marmer berwarna hitam, sabun cuci tangan dan cermin. Sayangnya tidak ada toiletries lain berupa pewangi atau lotion seperti layaknya di dalam pesawat bisnis atau first class. Menyedihkannya lagi, kamar mandinya juga bau pesing seperti di kamar mandi kelas Eksekutif. Hiks.
Toilet kelas Luxury yang sangat tidak luxury
Fasilitas dan Servis
Selama perjalanan, penumpang kelas Luxury akan mendapatkan 1 kali makan besar, 2 botol air mineral (300 ml), 2 kali (teh/kopi) dan 1 kali snack beserta dessert dan minuman jus kotak. Sejam setelah kereta meluncur, saya diberi snack berupa 1 kotak juice, 1 botol Aqua 300 ml dan snack berupa potato chips Lays di atas piring kertas yang di wrap dengan plastik.
Suguhan snacknya
Jam 12 kurang, saya di beri makan siang berupa nasi kotak yang berisi Nasi Timbel dan puding. Sejujurnya saya agak kaget juga ketika melihat makanan di sajikan dengan kotak begini. Bayangan saya, layaknya kelas Luxury, harusnya disajikan dengan piring dan gelas. Jujur saja, kalau di lihat dari bentukannya masih jauh lebih menarik Nasi Rames yang di jual di gerbong makan.
Hambar gak siy liatnya? Tempat makannya masih bagusan yang Nasi Rames
Kalau baca dari reviewnya Catperku, dia di berikan handuk kering sebagai refreshing towel. Sementara saya tidak sama sekali. Untuk selimutpun saya baru di kasih ketika saya meminta. Sayangnya ketika saya meminta bantal, mbaknya bilang bahwa di kereta Luxury tidak ada bantal karena kata dia, sandaran kepalanya sudah empuk. Hmmm sungguh jawaban yang sangat tidak enak di denger. Padahal kalau di lihat dari video yang di tayangin di kereta sih ada bantalnya yang warnanya sama dengan selimut.
Sayangnya saya lupa menanyakan nama mbak yang jaga shift kereta Luxury pada hari Jumat, 5 Oktober 2018 dari pukul 09.30 sampai 15.00. Menurut saya, dia lebih banyak duduk di kursi 1A ketimbang melayani penumpang. Setiap saya tanya, lebih banyak tidak tahunya. Ketika saya mau masuk kembali ke dalam gerbong pun, saya sempat melihat posisi duduknya tersender ke belakang sambil main handphone. Wow. Sungguh tidak layak untuk melayani sebuah kelas yang di beri kata Luxury.
Layak kah Argo Bromo Anggrek Luxury disebut sebagai kereta termewah di Indonesia?
Jawabannya TENTU TIDAK.
Harga 1.1 juta per orang adalah harga yang sangat mahal untuk servis dan pelayanan yang kurang lebih sama dengan kelas Eksekutif.
Nilai plus Argo Bromo Anggrek Luxury hanya ada pada kursi yang bisa tiduran dan AC dingin saja. Tidak lebih.
Nyatanya dengan membayar 1.1 juta, saya tidak dapat bantal untuk tidur, tidak dapat refreshing towel, tidak dapat headset (untung saya bawa earphone), tidak ada Wifi, tidak ada kumpulan film yang bisa di tonton, kamar mandi bau, penataan makanan, pilihan menu makanan yang kurang layak dan tidak ada satupun pelayanan yang mensimbolkan kata Luxury.
Kecewa
Saya pun juga mendapat pengalaman yang sangat mengecewakan dengan kehilangan Ipad di kereta ini. Dari yang tadinya masih positif thinking sama PT. KAI sampai akhirnya kesal dengan bagian customer service dan terpaksa membuat saya harus menuliskan surat keluhan di Facebook tertuju ke PT. KAI dimana saya mempertanyakan pelayanan dan sistem keamanan kereta Argo Bromo Anggrek Luxury. Ceritanya ada di blog saya selanjutnya.
Share di Pinterest ya
Sepertinya bukan saya saja yang memberi review tidak bagus terhadap kereta Argo Bromo Anggrek Luxury. Semoga ke depannya pihak PT. KAI dapat menanggapi keluhan dan kritikan penumpangnya dengan lebih baik lagi. Terutama dalam pemberian servis kepada penumpang baik itu di kelas Ekonomi, Eksekutif dan terutama Luxury. Bagaimana menurut kamu?
Comments