Pada hari Jumat, 5 Oktober 2018, saya dan suami bepergian ke Semarang naik kereta Argo Bromo Anggrek Luxury. Berangkat dari Gambir pukul 09.30. Tiba di Semarang pukul 15.00. Saya duduk di bangku 7B dan suami saya di 7A. Posisi duduk kami bersebelahan. Sebelum membaca artikel ini, sebaiknya baca tentang review dan pelayanan Argo Bromo Anggrek Luxury terlebih dahulu.
Kereta Argo Bromo Anggrek Luxury jurusan Jakarta-Semarang
Tentang Argo Bromo Anggrek Luxury
Berbeda dengan kelas Eksekutif, di dalam gerbong Luxury hanya ada 18 bangku untuk penumpang kelas Luxury. Tak heran ada perbedaan sebesar 3x lipat untuk harga tiket. Kelas Eksekutif dengan harga 450 ribu per orang dan kelas Luxury dengan harga 1.1 juta per orang. Berikut penjelasan oleh Bapak Edi Sukmoro selaku Direktur Utama PT. Kereta Api Indonesia (KAI) ketika meluncurkan Argo Bromo Anggrek Luxury pada tanggal 12 Juni 2018 lalu.
“Ini merupakan salah satu bentuk inovasi dari KAI untuk meningkatkan layanan. Dengan adanya layanan luxury class ini, masyarakat memiliki lebih banyak pilihan kelas perjalanan sesuai dengan tarif dan pelayanannya.”
Petugas Jaga Gerbong Luxury
Selama 6 jam perjalanan, ada tiga petugas yang menjaga gerbong Luxury. Satu pegawai perempuan, bertugas seperti pramugari yang melayani penumpang kelas Luxury. Satu petugas kebersihan yang mengambil sampah di tiap bangku penumpang di setiap pemberhentian stasiun. Satu petugas Polsuska (Polisi Khusus Kereta) yang menjaga keamanan dan ketertiban gerbong Luxury.
Gerbong Luxury
Dalam perjalanan, gerbong Luxury berisi tidak lebih dari 10 orang. Ada sekitar 6 penumpang, termasuk saya, suami dan mbak Pramugari yang duduk terus di bangku 1A. Hanya penumpang kelas Luxury yang boleh masuk ke dalam gerbong tersebut. Penumpang dari gerbong lain tidak boleh masuk. Porterpun juga tidak boleh. Ketika saya mau ke gerbong makanpun saya ditanyai. Pada saat itu saya pikir bagus nih penjagaannya ketat.
Saya duduk di 7B
Fasilitas dan Pelayanan Yang Diberikan Selama Perjalanan
Layaknya pelayanan kelas bisnis atau luxury, saya dan penumpang tidak di berikan refreshing towel. Dari mulai berangkat hingga tiba di tujuan. Kami juga tidak di berikan bantal, hanya selimut.
Untuk layar touchscreen seharusnya di sediakan headset. Gunanya untuk mendengar entertainment yang di tayangkan di layar. Tetapi kita juga tidak di beri headset. Untungnya saya membawa earphone sendiri.
Ada banyak pilhan musik. Sayangnya tidak ada film.
Posisi kursi jika di mentokkan dalam posisi tidur masih ada sisa yang di mana membuat kaki gantung.
Posisi sleeper yang tidak sepenuhnya full mentok
Toilet dalam keadaan bau pesing. Padahal saya masuknya sebelum kereta berangkat. Di toiletpun juga tidak ada toiletries seperti cologne atau lotion, layaknya di kelas pesawat bisnis. Untungnya WCnya bersih.
Di dalam toilet kelas Luxury. What do you think?
Untung WC bersih tidak bau pesing
Jatah penumpang kelas Luxury mendapatkan 1 kali snack beserta minuman jus kotak, 1 kali makan besar beserta dessert, 2 botol air mineral (300 ml) dan 2 kali (teh/kopi) selama 6 jam perjalanan.
Snack berupa keripik Lays di piring kertas di plastic wrap, jus kotak dan 1 botol Aqua
Di jam makan siang, saya di beri Nasi Timbel dan puding tanpa air putih. Nasi dalam keadaan anyep di kotak makan. Lucunya, di Gerbong Makan ada banyak makanan pilihan dengan packaging box yang lebih bagus dan bisa di hangatkan. Tapi kenapa di kelas Luxury malah di berikan seperti ini ya?
Nasi Timbel anyep ala kelas Luxury… Mungkin kalau di warteg harganya 20 ribuan… Hmpfhh
Bentukannya dan isinya masih jauh lebih menarik Nasi Rames yang ada di Gerbong Makan ya. Hiks.
Nasi Rames yang di dual di Gerbong Makan
Sedihnya, saya hanya di beri 1 kali botol air mineral 300 ml. Tidak ada teh/kopi sampai saya tiba di Semarang pukul 15.00.
Ketinggalan Ipad Di Kereta dan Lapor Kehilangan Ke CS PT. KAI
Sabtu, keesokan harinya, pada pukul 07.30 saya baru sadar kalau Ipad Mini saya ketinggalan di kereta. Saya langsung telpon dan melaporkan ke customer service (CS) PT. KAI dengan nomor aduan 12629120. Karena panik Ipad hilang, saya lupa menanyakan nama mbak CS yang berbicara dengan saya. Untungnya segala pembicaraan saya di telpon di rekam oleh PT. KAI.
Suami dan Ipad (yang telah hilang) di bangku 7A
Saya menceritakan kronologisnya dan melaporkan kondisinya. Saya meminta untuk tanyakan kepada Mbak Pramugari atau Petugas Kebersihan yang jaga. Meminta mereka untuk mengecek apakah menemukan barang yang tertinggal di bangku saya. Karena hanya ada 6 penumpang dan 3 petugas, harusnya lebih mudah untuk di track. Apalagi dengan adanya CCTV di kereta. Merekapun juga punya data saya.
Posisi CCTV yang tepat berada di depan posisi duduk saya
SOP Barang Tertinggal
Saya juga menanyakan kepada mbak CS bagaimana Standar Operating Procedure (SOP) jika ada barang yang tertinggal. Kata beliau, begitu penumpang turun, Mbak pramugari dan 1 petugas kebersihan akan langsung cek bangku penumpang setelah penumpang turun. Jika ada barang tertinggal, pasti kedua petugas tersebut yang akan tahu duluan. Dia juga bilang tidak ada penumpang lain yang duduk di bangku saya setelah saya turun dan kereta melanjutkan perjalanan ke Surabaya.
Kereta sleeper pertama di Indonesia
Di saat yang bersamaan, saya pun melacak Ipad saya menggunakan Find My Iphone. Ternyata Ipad saya sudah ada di Surabaya pada pukul 08.10. Dan pukul 08.26 sudah menuju ke Jalan Margorojo Indah, Surabaya. Artinya, dari tempat pemberhentian terakhir di Surabaya sudah pasti ada yang membawa Ipad saya. Karena kereta yang sama, malam harinya akan balik lagi ke Jakarta pada pukul 20.00.
Satu jam kemudian, tepatnya pukul 09.00, Mbak CS telpon dan memberitahukan bahwa barang tidak ada. Saya juga tanya apakah dia sudah mengecek petugas yang jaga. Jawabnya cuman tidak ada. Hanya itu saja jawabannya.
Kronologis dan Membuat Surat Keluhan Di Facebook
Merasa janggal dan kecewa dengan jawaban Mbak CS PT. KAI. Akhirnya saya terpaksa membuat surat keluhan di Facebook dengan tag ke akun Facebook PT. KAI yaitu KAI121. Harapannya agar mereka dapat menjawab rasa kejanggalan saya. Suratnya bisa baca disini.
Jawaban dari PT. KAI
Ternyata surat saya langsung di balas oleh PT. KAI dan beginilah isi jawabannya.
Balasan dari PT. KAI di Facebook. Bagaimana reaksi kamu kalau baca ini?
Saya tidak terima dengan balasan dari mereka seperti itu. Kemudian saya langsung membalasnya lagi. Untuk melihat jawaban saya, bisa di lihat langsung di Facebook saya. Sayangnya, sampai detik inipun mereka masih tidak menjawab pertanyaan saya tentang pelayanan dan sistem keamanan dari Gerbong Luxury.
Membaca jawaban dari mereka membuat saya jadi tambah curiga dengan sistem keamanan dari kereta Argo Bromo Anggrek Luxury. Anggap saja kalau memang benar ketiga petugas yang jaga benar-benar tidak tahu. Berarti ada orang dari luar yang masuk ke dalam gerbong itu dong? Siapa yang memberikan akses untuk masuk? Lalu bagaimana mereka menjaga sistem keamanannya? Janggal banget kan. Apakah para petinggi PT.KAI tidak concern dengan hal ini?
CCTV Tidak Berfungsi
Enam hari setelah saya melapor Ipad hilang, tepatnya pada hari Kamis, 11 Oktober 2018 kemarin. Saya menerima telpon dari Mbak CS PT. KAI. Melalui telpon, beliau menyampaikan bahwa CCTV di kereta yang saya naiki selama 6 perjalanan tidak nyala. Lalu saya tanya fungsinya apa kalau begitu. Apakah untuk pajangan saja? Dia cuman iya-iya aja. Ini baru Ipad yang hilang lho. Bagaimana kalau ada nyawa yang hilang di kereta? Apakah mereka tetep mau iya-iya aja atau cukup dengan minta maaf aja?
Sangat Kecewa Sistem Keamanan dan Pelayanan Argo Bromo Anggrek Luxury
Saya sadar barang saya yang tertinggal karena kelalaian saya. Saya pun juga tidak meminta ganti rugi atas hilangnya barang saya. Saya hanya sangat kecewa dengan PT. KAI. Perusahaan besar yang dari dulu tidak pernah memikirkan pelayanan dan kenyamanan yang layak bagi penumpangnya. Terutama di kelas Luxury yang esensi dari kata Luxurynya pun tidak ada.
Untuk apa PT. KAI memberi harga tiket sebesar 1.1 juta per orang di Argo Bromo Anggrek Luxury jika pelayanannya sama dengan kelas Ekonomi dan sistem keamanannya tidak ada.
Wajah kecewa nail kereta Argo Bromo Anggrek Luxury
Rasanya selama ini sudah terlalu banyak keluhan untuk PT. KAI yang tidak pernah di tanggapi oleh mereka. Misal bangku kursi rusak, ada kecoa di dalam gerbang, kamar mandi bau.. Itu hanya beberapa di antara sekian. Sementara kita sebagai pembeli tiket dari kelas Ekonomi, Eksekutif, Bisnis dan Luxury sudah selayaknya punya hak untuk merasakan fasilitas yang bagus karena kita membeli tiket dengan uang sendiri.
Share to Pinterest
Saya rasa bukan saya saja yang mengutarakan keluhan-keluhan ini. Apakah kamu punya pengalaman yang sama? Saya juga bingung kenapa kereta Argo Bromo Anggrek Luxury ini disebut sebagai kereta sleeper termahal di Indonesia. Menurut kamu sudah pantaskah disebut begitu?
Kalau dari saya, terlalu jauh kalau menjudge KAI sbg perusahaan yang tidak memikirkan penumpang dari dulu. Karena kalau bukan krn itu, ga mgkn ada reformasi KAI 2011-12, yg melahirkan kelas ekonomi yg lebih manusiawi. Toilet eksekutif yg lebih wah, kereta tanpa asongan (sejak 2012an kereta yg says tumpangi di kelas ekse dan eko aman dr pedagang liar). Mungkin untuk kelas Luxury, iya saya bs merasakan kekecewaan anda. KAI blm siap menyediakan kelas ini, saya srg baca, org lebih sering mengkritik Luxury drpd Ekonomi, saya juga merasa KAI perlu banyak evaluasi soal kelas ini. Tp kalau kelas lain sayavrasa sudah jauh lebih oke drpd kereta api jaman dulu. Disini saya bukan ngebela KAI, tp saya hanya menjelaskan bagaimana kondisi kereta api…