Waktu yang di tunggu-tunggu telah tiba. Melihat warna-warni hasil karya Yayoi Kusama di Museum MACAN Jakarta. Tak perlu jauh-jauh ke luar negeri karena di tahun 2018 pamerannya ada di MACAN (Museum Of Contemporary Art In Nusantara). Bagi yang mau datang jangan sampai ketinggalan ya karena di tahun ini merupakan pemberhentian terakhir dari rangkaian tur pameran kumpulan hasil karya Yayoi Kusama yang sebelumnya sudah di gelar di National Gallery di Singapore, Queensland Art Gallery dan berbagai negara lainnya. Di pameran tahun ini juga ada karya Flower dan Untitled (Child Mannequin) yang sebelumnya tidak ada di Singapore dan Brisbane.
Tahun ini juga merupakan yang kedua kalinya Museum MACAN menghadirkan hasil karya Yayoi Kusama. Sementara di tahun 2017 kemarin hanya instalasi ruangan Infinity Mirrored Room saja.
Ada 3 periode masa yang di tampilkan di pameran Yayoi Kusama: Life Is The Heart Of A Rainbow.
Periode pertama, masa awal Yayoi menciptakan motif polkadot, jaring dan bunga di era 1950-an.
Periode kedua, masa saat Yayoi pindah dari Jepang dan mulai berkarya di Amerika Serikat.
Periode ketiga adalah masa rapuhnya Yayoi, saat ia pulang kembali ke Jepang dan mulai berobat di rumah sakit jiwa.
Tiket Polkadot
Siapakah Yayoi Kusama
Yayoi Kusama adalah seorang pelukis, penulis, pemahat, fotografer, installator dan artist kontemporari yang berasal dari Jepang. Hasil karyanya didasarkan pada seni konseptual dengan menunjukkan beberapa atribut feminisme, minimalis, surealisme, seni pop, seni Brut dan abstrak ekspresionisme. Karyanya juga dipenuhi dengan konten otobiografi, psikologis dan seksual.
Sejak usia 10 tahun Yayoi sudah berhalusinasi tentang motif polka dots dan mulai menghasilkan lukisan motif bintik-bintik yang fantastis dengan menggunakan cat air, pastel dan minyak. Motif polka dots inilah yang menjadikan ciri khas dari seorang Yayoi Kusama. Dia menyebutnya Infinity Nets yaitu serangkaian jaring dan bintik-bintik yang datang dari kumpulan halusinasinya.
Yayoi memiliki banyak penyakit mental dari depresi, gangguan bipolar dengan gejala psikotik, gangguan obsesif kompulsif (OCD) dan skizofrenia. Warna pastel yang selalu ia gunakan dalam karyanya adalah produk dari neurosis obsesi yang berhubungan dengan penyakit mentalnya. Yayoi menerjemahkan rasa takut dan halusinasi yang sering dia lihat, ke dalam lukisan sebagai wadah untuk menyembuhkan penyakitnya. Hebatnya seorang Yayoi, dia berhasil memproses semua penyakitnya menjadi hasil seni mahakarya di seluruh dunia. Menurut saya pribadi, Yayoi Kusama adalah seorang art jenius. Segala kekurangan yang ada pada dirinya berhasil ia jadikan sebagai kelebihan. Untuk detail tentang Yayoi bisa di baca disini.
“A polka-dot has the form of the sun, which is a symbol of the energy of the whole world and our living life, and also the form of the moon, which is calm, round, soft, colorful, senseless and unknowing. Polka-dots become movement… Polka dots are way to infinity.” – Yayoi Kusuma, in Manhattan Suicide Addict
Yayoi Kusama: Life Is The Heart Of A Rainbow
Adalah tema pameran Yayoi Kusama yang akan di adakan dari tanggal 12 Mei – 9 September 2019 di kota Jakarta. Ada 130 hasil karya Yayoi yang di pajang di pameran. Mulai dari lukisan, video, patung dan instalasi. Pameran tahun ini berfokus pada hasil karya Yayoi yang telah ia kerjakan selama hampir 70 tahun. Bagi yang baru pertama kali akan ke Museum MACAN, dapat membaca review dan tipsnya dulu disini.
Highlights Pameran Yayoi Kusama: Life Is The Heart Of A Rainbow
1. Flower That Bloom At Midnight
Begitu masuk akan di sambut dengan patung bunga Polkadot
Di dalam museum terdapat 2 bunga polkadot raksasa yang mengingatkan saya pada flora alien yang ada dalam film-film. Permukaan bunganya mengkilat dan tampak ada mata besar yang menatap dari berbagai sudut.
2. Great Gigantic Pumpkin [2013]
Patung labu raksasa
Patung labu raksasa ini memiliki memori khusus bagi Yayoi karena waktu SD, pertama kalinya ia melihat buah labu di perkebunan kakeknya. Tahun sebelumnya patung ini berwarna hitam merah. Di tahun ini berwarna hitam kuning, sesuai dengan warna kesukaan Yayoi.
3. Dots Obsession [2009]
Instalasi polkadot salami sebuah kotak
Antri depan installasi ruangan Dots Obsession [2009] – waktu human 20 detik untuk foto
Dots Obession tercipta karena sejak kecil Yayoi sudah sering berhalusinasi berada di dalam ruangan yang berisi dengan polkadot. Di area Dots Obsession ini ada 2 instalasi, yaitu di dalam kotak dan ruangan. Semuanya berisi balon raksasa, titik-titik besar dan cermin. Untuk instalasi ruangan hanya di beri waktu 20 detik untuk foto.
4. Narcissus Garden [1966/2002]
5. Untitled [Child Unwanted]
Tayang pertama kali di Museum MACAN
Di antara semua karya yang di pajang, patung Untitled inilah yang menjadi salah satu favorit saya. Saya sempat berdiri selama 10 menit memandangi patung ini dan merasa tersentuh. Entah kenapa saya bisa ikut merasakan kesedihan Yayoi ketika waktu kecil. Hiks.
6. Infinity Nets [1951]
Lupa nama lukisannya
Di area ini berisi kumpulan lukisan Infinity Nets yang bertema ekspresionisme abstrak.
Berpose anti mainstream di salah satu lukisan Infinity Nets
7. The Spirits of The Pumpkins Descended Into Heavens [2015]
Di kawal petugas memasuki instalasi ruangan The Pumpkins Descended Into Heavens
Untuk masuk ke dalam ruangan harus melepaskan sepatu dan di beri waktu 20 detik saja untuk ada di dalam ruangan ini. Posisinya ada di area Experiments in Japan. Selain isntalasi ruangan juga ada patung dan beberapa lukisan bertema Pumpkin.
Salah satu lukisan Pumpkin yang terkenal
8. Love Forever [2004-2007]
Di area ini berisi beberapa lukisan bertema monokrom dan identik dengan lukisan gambar anak-anak.
9. My Eternal Soul [2017]
Senang sekali melihat semua lukisan di area ini
My Eternal Soul merupakan kumpulan karya terbaru Yayoi Kusama. Setiap lukisan yang ada di disini penuh dengan gambaran termasuk mata, wajah dan bentuk-bentuk tak tentu lain seperti struktur sel dengan kombinasi warna yang menonjol.
10. I Want To Love On The Festival Night [2017]
Instalasi lampu warna-warni di dalam box berukuran 220×214.3x185cm yang gonta-ganti warna tiap 2 detik
11. Manhattan Suicide Addict [2005]
Merinding melihat Yayoi menyanyikan Song of Manhattan Suicide Addict
Video selama hampir 2 menit berisi tayangan Yayoi Kusama sedang membaca puisi tentang pandangan dunianya pada akhir tahun 1950 sampai akhir tahun 1960. Yayoi meninggalkan Jepang di akhir tahun 1950 karena kehidupan keluarganya yang membuat dia trauma. Yayoi menjadi semakin kreatif ketika pindah ke New York karena menuangkan rasa traumanya pada seni.
Bagi yang memiliki Trypophobia tidak saya sarankan untuk berada di ruangan ini ya.
12. Infinity Mirrored Room – Brilliance Of The Souls [2014]
Not lost in space
Sebuah ruangan kecil, gelap, di kelilingi oleh cermin dan bola lampu warna-warni yang menyala. Hati-hati ketika masuk ke dalam ruangan, karena ada kolam air berbentuk U di sekelilingnya. Untuk masuk ke ruangan tidak boleh bawa tas dan harus siap-siap mengantri selama 1 jam karena ruangan ini banyak menjadi favorit pengunjung.
Review Pameran
Bagi yang memiliki penyakit Trypophobia seperti saya, tidak saya sarankan untuk datang kesini. Trypophobia adalah rasa takut berlebihan terhadap lubang-lubang di sebuah permukaan yang letaknya berdekatan. Awalnya saya pikir tidak apa-apa untuk datang kesini, karena phobia saya tidak muncul ketika melihat design Yayoi Kusama yang penuh warna. Selama 2 jam ada di dalam pameran pun juga tidak ada masalah. Justru phobianya datang ketika saya keluar dari gedung.
Saya baru sadar pas sebelum pulang saya sempat duduk selama 10 menit di area pemutaran film Manhattan Suicide Addict. Di film tersebut ada banyak penayangan motif lubang-lubang yang berdekatan tetapi tidak terlalu tampak nyata karena di film geraknya cepat. Tanpa disadari, apa yang ada di dalam film tersebut pelan-pelan masuk ke alam bawah sadar saya. Dampaknya tiap saya memejamkan mata selalu melihat motif lubang-lubang tersebut dalam keadaan slow motion yang akhirnya menimbulkan phobia saya. Hasilnya saya langsung merasa mual, tidak bisa tidur dan muntah-muntah semalaman. Sebelum datang kesini sebaiknya kamu tes apakah memiliki Trypophobia dulu ya disini.
Overall sebagai pecinta seni, saya sangat kagum melihat hasil karya Yayoi Kusama yang di tata dengan begitu rapih, berwarna dan penuh makna. Melihat dan memahami hasil karyanya membuat saya merasa berada di dalam pikiran Yayoi. Sayangnya saya sangat kecewa dengan penjagaan di dalam museum. Bagi yang ingin tahu rasa kekecewaan saya bisa baca disini. Bagi yang sudah datang ke museum, karya Yayoi Kusama manakah yang paling kamu suka? Bagi yang akan berencana kesana, semoga review saya bermanfaat buat panduan 🙂
Share di Pinterst cuss
Comentários